Chat dengan kami disini
Memiliki rumah yang nyaman adalah impian banyak keluarga. Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi rumah yang semakin tua membuat perlunya renovasi mulai dari atap bocor, dinding retak, hingga ruangan yang tidak memadai. Di tengah semua itu, muncul sebuah tantangan: biaya renovasi rumah yang semakin mahal. Kenaikan biaya ini salah satunya dipicu oleh harga material bangunan yang terus merangkak naik. Semen, besi, kayu, hingga pasir kini harganya tidak sama dengan beberapa tahun lalu.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) di awal 2025, harga material bangunan mengalami kenaikan dalam setahun terakhir:
Sekilas terdengar kecil, tapi dampaknya ke biaya renovasi rumah bisa cukup terasa. Kenaikan harga material ini bisa membuat:
Bayangkan, jika biaya renovasi awalnya Rp100 juta, kenaikan harga material 2–3 persen saja bisa menambah beban hingga jutaan rupiah.
Salah satu solusi untuk mengatasi kendala dana akibat kenaikan harga material adalah memanfaatkan Kredit Multiguna. Jenis pinjaman ini memungkinkan untuk mendapatkan dana tunai dengan jaminan aset. Dana yang diperoleh dari kredit multiguna bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya adalah renovasi rumah.
Adapun manfaat dari mengambil Kredit Multiguna untuk renovasi rumah:
BPR Lestari hadir membantu nasabah yang memiliki beragam kebutuhan, termasuk renovasi rumah, melalui Kredit Multiguna dengan keunggulan:
Syarat & Ketentuan
Dengan tenor panjang dan bunga yang kompetitif, Anda bisa merenovasi rumah sesuai impian tanpa khawatir kehabisan dana di tengah jalan. Informasi lebih lanjut, Tanya Lestari di 087778811771.
Salah satu pondasi terwujudnya Ajeg Bali adalah menyama braya atau semangat gotong royong yang tinggi. Hal inilah yang mendasari Bank Lestari Bali (BPR) mendukung kegiatan olahraga yang... Selengkapnya
Sebentar lagi libur akhir tahun tiba. Sudah tahu mau berlibur ke mana pada akhir tahun ini? Yuk ke Bali aja! Sudah bukan rahasia lagi bahwa Bali menjadi salah satu destinasi... Selengkapnya
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan angka literasi keuangan masyarakat Indonesia masih terbilang rendah, yaitu 49,68% di tahun 2022. Meski angkanya mengalami... Selengkapnya